
Oleh : Didi Suwardi, S,Pd.SD.
IntelMedia – Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat didasarkan pada kombinasi antara dasar negara (Pancasila dan UUD 1945) , regulasi pendidikan nasional , program karakter dari Kemendikbud serta nilai-nilai budaya luhur bangsa , sehingga dengan demikian, program ini tidak hanya relevan, tapi juga sangat penting dalam membentuk karakter generasi penerus Indonesia yang unggul.
Pernyataan bahwa program ini tidak hanya relevan, tapi juga sangat penting dalam membentuk karakter generasi penerus Indonesia yang unggul sangat tepat karena berbagai alasan mendasar berikut, yaitu generasi muda Indonesia saat ini hidup di era digital dan globalisasi yang penuh tantangan, seperti perubahan nilai dan budaya akibat pengaruh luar, kemajuan teknologi yang bisa berdampak positif maupun negatif, serta Informasi yang cepat dan tidak selalu benar (hoaks, ujaran kebencian, dan lain sebagainya).
Program 7 Kebiasaan Baik menjadi benteng karakter agar anak-anak memiliki fondasi moral dan etika yang kuat dalam menyaring dan menghadapi berbagai pengaruh tersebut.
Program ini sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003), Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka serta Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari Kemendikbud, sehingga artinya, program ini bukan tambahan, melainkan inti dari pendidikan itu sendiri.
Program ini melatih kebiasaan sehari-hari yang membentuk karakter positif secara konsisten sejak dini dengan menitik beratkan pada pembangunan karakter serta kecerdasan emosional dan juga spiritual yang dibentuk dalam kebiasaan sehari-hari, serta kebiasaan baik yang dilakukan berulang dan terstruktur akan membentuk karakter jangka panjang.
Program ini mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga negara yang unggul, tidak hanya dari segi akademik, tapi juga etika, moral, dan jiwa nasionalisme, anak-anak Indonesia tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga siap menjadi pemimpin masa depan yang bermoral, mandiri, dan berdaya saing global, yang tentunya sangat penting karena berkepentingan dalam menjawab tantangan zaman, menanamkan nilai karakter sejak dini, membangun pribadi yang tangguh, berakhlak, dan cinta tanah air serta menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional.
Peran Guru dan Sekolah Dalam Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat
Guru dan sekolah memegang peran kunci dalam menyukseskan pelaksanaan program ini. Tanpa keterlibatan aktif mereka, program ini hanya akan menjadi teori tanpa dampak nyata. Guru menjadi contoh langsung dalam menerapkan kebiasaan baik, seperti bersikap sopan, disiplin, jujur, dan peduli lingkungan karena anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan gurunya, bukan hanya apa yang diajarkan.
Oleh karenanya guru sebagai pembimbing dan pengarah, membimbing siswa menjalani kebiasaan positif secara konsisten, misalnya mengingatkan untuk berdoa, membaca, atau menjaga kebersihan, serta mengarahkan kegiatan harian di kelas agar sesuai dengan nilai-nilai 7 kebiasaan.
Sekolah sebagai Lingkungan Pembiasaan Positif menciptakan iklim dan budaya sekolah yang mendukung terbentuknya karakter melalui kegiatan seperti literasi pagi, program jumat bersih, pembiasaan berbaris dan salam-salaman atau membiakan waktu berdoa bersama serta menyediakan sarana dan aturan yang mendorong kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemandirian.
Sebagai Fasilitator Kegiatan program 7 Kebiasaan ini, guru harus mengintegrasikan nilai-nilai kebiasaan baik ke dalam pembelajaran di kelas (tematik atau mata pelajaran lain), kegiatan ekstrakurikuler, atau kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilaksanakan secara terus menerus, konsisten dan mampu memberikan pengaruh yang kuat terhadap kebiasaan-kebiasaan yang nantinya menjadi pondasi dasar bagi peserta didik untuk dilaksanakan dalam kehidupan kesehariannya.
Dan sekolah sebagai penghubung orang tua mengadakan kolaborasi untuk menerapkan kebiasaan baik, tidak hanya di sekolah, tapi juga di rumah serta memberi edukasi dan sosialisasi kepada orang tua tentang pentingnya pembentukan karakter.
Guru dan sekolah adalah motor penggerak utama dari Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat. Peran mereka tidak hanya sebatas pengajar, tetapi juga sebagai teladan, pembina karakter, fasilitator, dan penghubung antara sekolah dan keluarga, dan dengan kolaborasi yang kuat antara guru, sekolah, dan orang tua.
Program ini diharapkan bisa berjalan efektif dan berdampak nyata bagi pembentukan generasi penerus bangsa yang unggul.
Tanpa peran aktif guru dan sekolah, Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat tidak akan berjalan optimal, karena pembiasaan karakter hanya bisa dibentuk melalui praktik yang konsisten, terarah, dan diberi keteladanan.
Guru dan sekolah adalah motor penggerak utama dari Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat sudah tentu bukan hanya sekadar simbolis, tetapi merupakan elemen paling strategis dalam pelaksanaan program. Guru dan juga sekolah adalah lingkungan terdekat anak dalam proses pendidikan formal karena sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan di sekolah dan nilai-nilai dan kebiasaan yang ditanamkan oleh guru lebih mudah terinternalisasi karena dilakukan secara langsung dan berulang.
Guru dan sekolah menciptakan iklim dan budaya positif dalam merancang aturan, rutinitas, dan kegiatan yang mendukung kebiasaan baik, sehingga menjadikan sekolah sebagai laboratorium pembentukan karakter, bukan hanya tempat belajar teoribukan hanya mengajarkan, tapi menghidupkan nilai-nilai kebiasaan baik dalam keseharian, dan kebiasaan tidak menjadi beban tambahan, tapi bagian dari proses belajar.
Artinya sekolah menjadi penghubung antara program karakter di sekolah dan pembiasaan di rumah dan guru bisa memberikan panduan dan pemantauan perkembangan kebiasaan anak kepada orang tua.
Guru dan sekolah merupakan elemen paling penting dalam pelaksanaan Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat karena keduanya memiliki peran strategis dalam membentuk karakter anak sejak dini.
Hal tersebut karena sebagai lingkungan pendidikan formal yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari anak, sekolah menjadi tempat yang ideal untuk membiasakan nilai-nilai positif secara konsisten.
Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan (role model) yang sikap dan perilakunya akan secara langsung ditiru oleh peserta didik. Oleh karena itu, pembiasaan karakter seperti jujur, disiplin, mandiri, dan cinta lingkungan menjadi lebih efektif ketika guru mencontohkannya dalam keseharian.
Guru juga memainkan peran sebagai fasilitator yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai kebiasaan baik ke dalam proses pembelajaran maupun kegiatan non-akademik, dan lebih dari itu, guru dan sekolah menjadi jembatan antara program karakter di sekolah dengan pembiasaan di rumah melalui komunikasi aktif dengan orang tua.
Dengan pelibatan penuh guru dan sekolah, pelaksanaan program ini tidak hanya menjadi rutinitas formalitas, tetapi benar-benar menjadi bagian dari proses pembentukan karakter anak yang berkelanjutan, sehingga oleh karena itu, keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh seberapa besar peran aktif dan kesungguhan guru serta sekolah dalam menjalankannya secara konsisten dan terintegrasi.
Implikasi program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat Dalam Perkembangan pendidikan
Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat memiliki potensi besar dalam memberikan implikasi positif terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam aspek pembentukan karakter, budaya sekolah, dan kualitas sumber daya manusia di masa depan, karena program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat merupakan sebuah inisiatif pendidikan karakter yang sangat relevan dan strategis dalam menjawab tantangan dunia pendidikan saat ini, khususnya dalam konteks pengembangan pendidikan nasional, program ini membawa implikasi yang signifikan, terutama dalam membentuk fondasi moral dan perilaku peserta didik sejak dini.
Di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan arus globalisasi, pendidikan tidak cukup hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga harus menyentuh dimensi afektif dan psikomotorik yakni nilai, sikap, dan tindakan, terutama melalui pembiasaan sederhana seperti berdoa, membaca, menjaga kebersihan, bersikap jujur, dan mencintai tanah air. Program ini membentuk pola pikir dan kebiasaan positif yang akan tertanam dalam diri anak-anak secara berkelanjutan.
Imbas dari program ini adalah terciptanya budaya sekolah yang kondusif, harmonis, dan penuh nilai. Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga sebagai ruang tumbuh kembang karakter. Dan ketika 7 kebiasaan ini diterapkan secara konsisten oleh guru, siswa, dan lingkungan sekolah, maka akan terbentuk ekosistem pendidikan yang saling mendukung: siswa menjadi lebih disiplin, guru lebih inspiratif, dan hubungan sosial di sekolah menjadi lebih sehat.
Selain itu, program ini sejalan dengan arah kebijakan pendidikan Indonesia, seperti Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka, yang menempatkan pengembangan karakter sebagai prioritas utama.
Lebih jauh, implikasi jangka panjang dari program ini adalah terciptanya generasi muda Indonesia yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual, anak-anak yang terbiasa menjalankan kebiasaan baik akan tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, peduli, mandiri, dan memiliki integritas tinggi.
Sehingga inilah modal utama dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang siap menghadapi tantangan abad ke-21. Dengan demikian, Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat tidak hanya berkontribusi pada pembentukan karakter individu, tetapi juga memperkuat fondasi pendidikan nasional menuju masa depan yang lebih bermartabat dan berdaya saing.
Imbas langsung dari implementasi program ini, terutama dalam perkembangan pendidikan kita adalah terciptanya budaya sekolah yang positif dan berkarakter, yaitu sekolah bukan lagi hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga menjadi ruang yang mendidik secara holistik yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Etika guru, siswa, dan lingkungan sekolah bersama-sama menerapkan 7 kebiasaan baik secara konsisten, maka akan tercipta iklim pendidikan yang harmonis dan mendukung proses tumbuh kembang anak secara menyeluruh.
Dengan demikian, Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat memiliki implikasi yang sangat penting dalam pengembangan pendidikan karena program ini bukan hanya menjawab kebutuhan akan pendidikan karakter, tetapi juga memperkuat fungsi sekolah sebagai tempat pembentukan kepribadian anak secara menyeluruh dan melalui keterlibatan aktif guru, sekolah, dan orang tua.
Program ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak, disiplin, dan cinta tanah air, dan oleh karena itu, penguatan dan perluasan implementasi program ini perlu terus dilakukan agar menjadi bagian dari budaya pendidikan nasional yang berkelanjutan.
Harapan Dengan Berjalannya program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia
Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat harus berjalan karena merupakan langkah nyata dalam membentuk karakter generasi muda yang berdaya saing dan berakhlak mulia, karena di tengah kemajuan zaman dan tantangan globalisasi, anak-anak Indonesia dihadapkan pada berbagai pengaruh negatif, seperti lunturnya nilai moral, kurangnya sopan santun, budaya instan, serta krisis integritas sehingga oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi sangat mendesak dan tidak bisa hanya diserahkan kepada keluarga, tetapi juga harus diperkuat oleh lingkungan sekolah melalui program pembiasaan yang terstruktur, salah satunya melalui program ini.
Tujuh kebiasaan baik yang ditanamkan seperti berdoa, membaca, disiplin, mandiri, jujur, cinta lingkungan, dan cinta tanah air adalah merupakan nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi perilaku positif dan berkelanjutan, yang tentunya jika nilai-nilai ini dilatih sejak dini secara konsisten, maka akan tertanam dalam diri anak menjadi karakter yang kuat, sehingga pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga pembentukan sikap dan perilaku. Tanpa karakter yang baik, ilmu dan kecerdasan tidak akan cukup membawa seseorang menjadi manusia yang bermanfaat.
Program ini juga sangat relevan dengan tujuan pendidikan nasional dan penguatan Profil Pelajar Pancasila, serta mendukung visi Indonesia dalam membentuk generasi emas 2045. Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki peran besar dalam membudayakan kebiasaan-kebiasaan baik ini, menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga ketika anak-anak dibiasakan hidup jujur, tertib, dan bertanggung jawab, maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya sukses secara akademik, tetapi juga tangguh secara moral dan sosial.
Dengan demikian, Program 7 Kebiasaan Baik harus terus dijalankan karena merupakan investasi jangka panjang dalam membangun bangsa, karena program ini tidak hanya membentuk individu yang baik, tetapi juga menciptakan masyarakat yang berbudaya, berintegritas, dan siap menghadapi masa depan dengan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa Indonesia.
Melalui pembiasaan perilaku positif seperti berdoa, membaca, menjaga kebersihan, dan bersikap jujur, anak-anak dibentuk untuk tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mandiri, dan program ini bukan hanya relevan, tetapi sangat mendesak untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah, serta mendukung terwujudnya Profil Pelajar Pancasila, tanpa karakter yang kuat, kecerdasan saja tidak cukup untuk membangun masa depan bangsa yang bermartabat.
Harapan terhadap Program 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat adalah agar program ini tidak hanya menjadi rutinitas formal di sekolah, tetapi benar-benar mampu membentuk karakter positif dalam diri setiap anak sejak dini dan tentunya diharapkan, melalui pembiasaan yang konsisten dan menyeluruh, anak-anak tumbuh menjadi generasi yang jujur, disiplin, mandiri, peduli lingkungan, dan cinta tanah air.
Lebih dari itu, program ini diharapkan mampu menciptakan budaya sekolah yang berkarakter dan berdampak luas hingga ke lingkungan keluarga dan masyarakat, terlebih dengan dukungan guru, sekolah, orang tua, dan semua pihak terkait, program 7 Kebiasaan ini diharapkan dapat menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan generasi emas Indonesia yang cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan integritas dan semangat kebangsaan.
Cisarua , 26 September 2025.
Penulis adalah Ketua KKKS Kec.Cisarua, Kepala SDN Cikoneng Kec.Cisarua Kab.Bogor