
H Dadang Iskandar Danubrata, SE, MM
KEMERDEKAAN INDONESIA merupakan perjuangan pejuang anak bangsa yang menjemputnya dengan darah dan keringat di sejumlah daerah tersebar di Indonesia. Dan, bukan hadiah dari Jepang. Mengutip dari literasi sejarah, ada banyak faktor lahirnya proklamasi mulai dari pemboman Hiroshima dan Nagasaki hingga pembacaan teks proklamasi pada Jumat, 17 Agustus 1945, di tengah-tengah bulan puasa.
Hiroshima dan Nagasaki yang dijatuhi bom pada 6 dan 9 Agustus 1945 memaksa Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya sebagai tanda berakhirnya Perang Dunia II. Dan, peristiwa menyerahnya Jepang ke Sekutu memicu golongan muda Indonesia mendesak agar Soekarno dan Mohammad Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pada peristiwa penculikan itu, disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan diumumkan pada keesokannya atau 17 Agustus 1945. Bung Karno dan Bung Hatta dibawa kembali ke Jakarta. Mengutip intisarionline, Soekano dan Hatta sempat singgah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda yang merupakan Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat tentara Kekaisaran Jepang. Di rumah Laksamana Maeda itulah, teks proklamasi dirumuskan.
Setelah teks proklamasi disusun, pertemuan diakhiri dengan pengumuman dari Bung Karno bahwa proklamasi dibacakan pada pukul 10.00 WIB di halaman rumahnya, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.
Sebagaimana pernah disampaikan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD pada 17 Agustus 2021 lalu yang menyampaikan kita memiliki modal yang luar biasa, karena Indonesia adalah satu-satunya negara yang membangun kemerdekaannya dengan mengusir penjajah.
Mahfud menyebut Australia dan Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Inggris. Tapi, Indonesia, tidak.
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang itu terbukti setelah proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih bermasalah dengan Jepang seperti pada Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Proklamasi 17 Agustus 1945 menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berharga diri sebab kemerdekaan bangsa Indonesia dimenangkan dengan perjuangan yang mengorbankan banyak uang dan jiwa para pejuang Indonesia. Dan, tidak banyak negara di dunia yang memperoleh kemerdekaan seperti bangsa Indonesia.
Pasca proklamasi kemerdekaan, Belanda masih belum mengakui kala itu. Buntut dari agresi Belanda pertama Indonesia terikat dengan perjanjian Linggarjati. Indonesia memiliki sumatera, Jawa dan Madura.
Pemerintah Kerajaan Belanda saat itu masih tak puas dan belum menerima kemerdekaan Republik Indonesia. Keinginannya kembali menjajah. Agresi Belanda kedua dilancarkan untuk menggagalkan kemerdekaan Indonesia.
Agresi Militer Belanda I dan II adalah dua serangan militer yang dilancarkan Belanda terhadap Indonesia pada tahun 1947 dan 1948, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tujuannya adalah untuk merebut kembali wilayah Indonesia dan mengembalikan kekuasaan kolonial Belanda.
Agresi ini pun mendapat kecaman internasional dan mendorong Belanda untuk kembali ke meja perundingan, yang akhirnya mengarah pada Konferensi Meja Bundar.
Secara keseluruhan, Agresi Militer Belanda I dan II merupakan upaya Belanda untuk mempertahankan dan memulihkan kekuasaannya di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan. Agresi ini justru memicu perlawanan yang lebih kuat dari rakyat Indonesia dan tekanan internasional yang akhirnya memaksa Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
Singkatnya, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi pada tanggal 27 Desember 1949. Pengakuan ini merupakan hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) dan ditandai dengan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pengakuan resmi kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949 menandai berakhirnya masa penjajahan dan dimulainya era baru bagi bangsa Indonesia. Pengakuan ini juga menjadi dasar bagi pembentukan negara RIS dan penyerahan kedaulatan kepada bangsa Indonesia.
Sejarah telah mengajarkan kita tentang betapa berharganya kemerdekaan. Generasi terdahulu mempertaruhkan nyawa dan masa depan mereka untuk membebaskan negara dari belenggu penjajahan. Dan, merupakan tanggung jawab kita, semua anak bangsa, saat ini untuk merawat dan menjaga juga memaknai kemerdekaan. Dirgahayu RI ke-80. Kita bangga sebagai Indonesia. Merdeka! (*)
Penulis : Wakil Ketua DPRD Kota Bogor : H Dadang Iskandar Danubrata, SE, MM